Untuk meningkatkan kemampuan satuan-satuan TNI AU dalam melaksanakan operasi udara, baik secara mandiri maupun operasi gabungan, serta tersusun dan terujinya doktrin operasi udara secara baik, TNI AU menggelar latihan puncak, bersandi Angkasa Yudha 2015 dalam bentuk Gladi Posko (Latposko).
Latihan yang berlangsung selama empat hari (7 – 10 September 2015), dilaksanakan di Seskoau, Lembang, Bandung, dan secara resmi dibuka oleh Wakil Kepala Staf TNI AU (Wakasau) Marsekal Madya (Marsdya) TNI Bagus Puruhito, Senin (7/9).
Hadir para pejabat teras TNI AU, baik tingkat Kotama maupun Balakpus Mabesau.
Dalam amanat tertulis, yang dibacakan Wakasau, Kepala Staf TNI AU (Kasau) Marsekal TNI Agus Supriatna mengatakan, Latihan Angkasa Yudha, yang merupakan latihan punak TNI AU, hakikatnya merupakan akumulasi dari semua latihan yang telah dilaksanakan oleh satuan-satuan TNI AU, mulai dari tingkat perorangan, satuan hingga Komando Utama (Kotama).
Konsekuensi dari hasil yang akan dicapai sebagai refleksi dan hasil investasi dari segala usaha maupun hasil pembinaan yang selama ini telah dilakukan, baik di bidang intelijen, operasi, personel, logistik, maupun di bidang komunikasi dan elektronik.
Dikatakannya, saat ini ancaman perang telah bergeser dari ancaman perang tradisional ke arah ancaman perang non tradisional. Dalam perang modern dituntut adanya tingkat presisi perkenaan yang tinggi, dan meminimalkan korban manusia, hal itu tersebut menggambarkan betapa pentingnya sebuah perencanaan, taktik dan strategi perang udara serta doktrin perang udara yang harus senantiasa dievaluasi, dan disesuaikan dengan kebutuhan serta kultur perang yang sedang berlaku.
Diharapkan melalui latihan ini, akan diperoleh gambaran sejauhmana koordinasi antara komandan dan staf beserta unsur-unsur yang terlibat dalam melaksanakan latihan operasi udara yang sesungguhnya.
Karena keberhasilan suatu latihan manuver lapangan dipengaruhi oleh konsep latihan posko.
Hal tersebut dinilai sangat penting, mengingat kesiapan operasi TNI Angkatan Udara ditentukan oleh kemampuan dan kualitas serta keseriusan setiap unsur yang terlibat dalam latihan.
Oleh karena itu, Kasau berharap agar seluruh peserta latihan dapat melaksanakan seluruh proses latihan dengan semangat tinggi, disiplin dan rasa tanggung jawab.
“Laksanakan latihan ini dengan semangat dan disiplin tinggi, karena disinilah kita akan menguji doktrin operasi udara, baik secara mandiri maupun dalam operasi gabungan, disinilah kita dapat melihat latihan ini menjadi barometer kesiapan unsur-unsur kekuatan udara dalam pelaksanan opesai udara yang sesungguhnya” kata Kasau.
Latihan Angkasa Yudha kali ini berthemakan, “Kogasudgab beserta perkuatanya melaksanakan operasi udara di wilayah mandala operasi guna mendukung Kogab TNI dalam rangka menjaga keutuhan NKRI”. Latihan ini dilaksanakan dalam dua tahap, meliputi Geladi Posko dilaksanakan di kampus eskoau, Lembang Bandung.
Sementara untuk maneuver lapangan, akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 mendatang, berupa Fire Power Demo di kawasan AWR (Air Weapon Range) Buding, Lanud Tanjung Pandang, kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung. Bertindak sebagai Direktur latihan adalah Komandan Kodikau Marsekal Muda (Masda) TNI Eko Suprianto.
Dalam latihan ini, TNI AU mengerahkan ratusan prajuritnya, yang meliputi unsure Air Crew, Paskhas, Radar dan pendukung lainnya. Sementara puluhan Alutista dilibatkan untuk mendukung pelaksanaan latihan ini.
Beberapa pesawat yang dikerahkan meliputi pesawat tempur (Sukhoi Su-27/30, F-16, Hawk 100/200, T-50i Golden Eagle, danSuper Tucano), pesawat angkut (C-130 Hercules, CN-295 dan CN235), kemudian pesawat Intai menggunakan Boeing 707 dan untuk SAR dikerahkan Helikopter SA-330 Puma.
Belum ada tanggapan untuk "Latihan Angkasa Yudha 2015, Menguji Doktrin dan Kesiapan Operasi Udara TNI AU"
Posting Komentar