Sistem pertahanan udara adalah aset sangat penting bagi setiap militer. Tanpa senjata ini, musuh dapat membawa malapetaka menggunakan pesawat dan rudal mereka.
Ketika kita bicara soal sistem pertahanan udara berbasis darat, maka harus diakui Rusia telah menjadi pemimpin dalam beberapa dekade terakhir. Rusia memiliki sistem Surface to Air Missile (SAM) di setiap bentuk dan ukuran untuk setiap medan dan skenario. Salah satunya adalah Pantsir S1 yang sangat terkenal karena kombinasi unik antara senjata antipesawat dan SAM. Ok, kali ini kita akan membahas asal-usul, kemampuan dan penyebaran dari sistem pertahanan udara ini.
Jejak akar Pantsir S1 mulai ada pada tahun 1970-an dan 80-an ketika AS mulai mengandalkan helikopter AH-64 dan pesawat serangan A-10 untuk menghancurkan formasi lapis baja Soviet. Pesawat ini mengandalkan serangan tingkat rendah untuk menyerang kendaraan lapis baja dan mampu melarikan diri dengan aman sebelum SAM Soviet berhasil dapat mengunci mereka. Kebutuhan sistem anti access reaksi cepat yang bisa menghancurkan ancaman udara dengan waktu respon minimum menjadi dibutuhkan.
Kebutuhan ini kemudian mengakibatkan pengembangan sistem Area Denial Tungushka yang menggunakan kombinasi 2 senjata senjata AA 30 mm dan 8 SAM untuk menemani tank Soviet ke medan perang. Sistem ini akhirnya mendegradasi efektivitas serangan pesawat USAF dan mampu menembak jatuh mereka dengan mudah.
Tungushka diproduksi massal untuk tentara Soviet dan telah sukses ekspor juga. Pantsir sebenarnya adalah Tungushka yang sangat ditingkatkan dengan rudal dan sistem elektronik yang lebih baik, dan terpasang pada chassis berroda.
Secara teknis, Pantsir S1 diklasifikasikan sebagai SPAAG-M ( Self Propelled Anti-Aircraft Gun – Missile) karena dipasang pada platform self-propelled, yakni truk Kamaz 8 × 8 dan memiliki senjata dan rudal untuk terlibat dengan target.
Sistem ini memberikan kemampuan untuk terlibat pada target ketinggian tinggi dan jauh dikombinasikan dengan kemampuan menembak sasaran terbang rendah dan jarak pendek. Memiliki 6 SAM dan dual meriam 30 mm di setiap sisi turret dengan total 12 rudal dan empat senjata.
KEMAMPUAN
Memiliki radar Passive Electronically Scanning Array (PESA), radar akuisi target S-band yang memindai mekanis untuk memberikan cakupan 360ยบ dan radar kontrol penembakan atau fire control radar (FCR) X-band, Pansir S1 dapat mencari dan melacak target udara pada jarak lebih dari 50 km dan menembak mereka dari jarak 20 km. FCR dapat melacak 20 target dan terlibat tiga di antaranya secara bersamaan dengan 12 target lain dapat dibidik dalam satu menit. Memiliki elektro-optik dan deteksi inframerah canggih serta sistem penergetan tembakan.
Dua senjata 30 mm dapat menembak pada tingkatan masing-masing 2.500 rpm. Setiap senjata memiliki 750 putaran ledak fragmentasi tinggi, armour-piercing (AP) untuk total 1.500 putaran. Kisaran keterlibatan maksimum senjata ini adalah 4 km dan dapat menembak jatuh target yang terbang hanya beberapa meter di atas tanah. Senjata ini juga memiliki kemampuan untuk menembak target permukaan sampai 4 km dengan presisi.
57E6 SAM adalah rudal bahan bakar pada dua tahap yang memiliki jangkauan 20 km yang mampu melakukan perjalanan pada kecepatan lebih dari Mach 2 dan dapat menaklukan target hingga ketinggian 15 km. Booster tahap pertama memberikan akselerasi awal dan terlepas setelah 2 detik dari penerbangan. Tahap kedua berisi hulu ledak dan sistem bimbingan yang sangat lincah. Hulu ledak yang digunakan adalah dari jenis batang di mana ketika rudal meledakan dekat target akan melepaskan cluster yang menyebar ke mana-mana untuk menghancurkan target cukup dengan energi kinetik saja.
Rudal dikendalikan menggunakan komando, yang berarti bahwa radar kontrol penembakan perlu terus memantau target. Dalam kondisi jamming, IR pasif dan sensor optik dapat digunakan untuk memandu rudal.
Baru-baru ini, terungkap bahwa varian Pantsir angkatan laut sedang dalam pengembangan dan akan melengkapi kapal perang Angkatan Laut Rusia di masa depan. Varian ini akan memiliki 2 senjata 30 mm 6 Gatling Gun dan 8 SAM. SAM ini dapat diisi ulang dari sebuah magazine di bawah dek yang berisi 32 rudal. Sistem ini akan bertindak sebagai combined gun-missile close in weapons system (CIWS) untuk pertahanan terhadap rudal jelajah.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Melacak Jejak Pantsir S1, Pembunuh Pesawat Jarak Dekat"
Posting Komentar