Beranda · TEKNOLOGI · STRATEGI · WORD

BUMN Tiongkok Investasi Energi dan Infrastruktur di RI US$ 1 Miliar

Jakarta – China Machinery Engineering Corporation (CMEC) kembali berkomitmen berinvestasi di proyek
Fast Track Program (FTP) pembangkit listrik tahap II sebesar 35 gigawatt (GW). Selain itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Tiongkok ini juga tertarik menjadi salah satu operator FTP tahap I 10 GW.

“Kedatangan kami ke Indonesia untuk berinvestasi di sektor pembangkit listrik, infrastruktur dan kawasan industri, mungkin juga agribisnis. Itu sektor yang potensial untuk berinvestasi,” kata CEO CMEC, Zhang Chun di Jakarta, Kamis (18/9).

Dia mengatakan, CMEC berencana menginvestasikan sekitar US$ 700 juta hingga US$ 1 miliar dengan menggandeng partner lokal dalam bentuk joint venture untuk dua hingga tiga proyek pembangkit listrik berkapasitas 2.400 megawatt (MW) mulai semester-II 2016. “Kami masih membutuhkan guidance peraturan di Indonesia, terkait lokasi. Kami juga akan membutuhkan banyak partner lokal untuk instalasi, dan konstruksi. Sejauh ini sudah ada 60 partner, tapi yang bisa kami sampaikan kami tetap memprioritaskan penggunaan tenaga kerja lokal, tidak kurang dari 70 persen,” kata Zhang.

Dia menegaskan, CMEC akan berpartisipasi mempercepat pembangunan pembangkit listrik,
Indonesia Power Station Project (IPP) dan Product Lifecycle Management (PLM). Selain itu, kerja sama di bidang konstruksi, operasi dan pemeliharaan jaringan listrik, infrastruktur dan industri.

"Kerja sama bisa mencakup kereta api, jalan, pelabuhan, dermaga, bandara serta kerja sama ilmu pengetahuan Tiongkok-Indonesia yang terintegrasi," paparnya.
Lebih lanjut, perusahaan telah menginvestasikan tidak kurang US$ 400 juta untuk sejumlah proyek di Indonesia sejak 1980 lalu. Proyek itu antara lain pelabuhan angin berkapasitas 2x115 MW ekspor seperangkat alat instalasi float gas yang dikerjakan PT ADI dengan kapasitas leleh 300-500 ton per hari, seperangkat peralatan pengolahan tepung jagung kapasitas 1.000 ton per hari. Kemudian tahun lalu, bersama PT Biidznillah Tambang Nusantara (BTN) Power Sdn.Bhd, CMEC menjalin kerja sama membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2x300 MW di Bantaeng Industrial Park (BIP), Bantaeng, Sulawesi Selatan.
“Indonesia adalah market dengan populasi besar,” katanya.

Zhang meyakini kualitas produk pembangkit miliknya tidak ada masalah. Namun diakui dia, masih ada tantangan seperti memenuhi kontraktor lokal serta manajemen produk. “Dari sisi kualitas saya kira gak ada masalah, cuma memang tantangannya bagaimana agar desain kami sesuai kriteria kondisi lokal, artinya memang produk di Tiongkok, Sri Lanka maupun Indonesia seharusnya memiliki karakteristik masing-masing,” katanya.


Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "BUMN Tiongkok Investasi Energi dan Infrastruktur di RI US$ 1 Miliar"

Posting Komentar