MOSKOW - Pemerintah China dan Rusia telah sepakat untuk menggelar latihan perang bersama di wilayah sengketa Laut China Selatan (LCS) bulan depan. Terkait hal ini, militer Australia diduga akan memata-matai latihan tersebut.
Meskipun Australia menyatakan netralitasnya terhadap latihan itu, namun media Rusia Fairfax mengutip sebuah sumber keamanan mengatakan Australia akan memata-matai kegiatan tersebut. "Pertahanan Australia sangat bodoh jika melewatkan kesempatan ini," kata sumber tersebut sembari menambahkan bahwa Canberra merencanakan menyebar aset militernya di wilayah tersebut.
Meski begitu, sumber tersebut tidak menyebutkan secara rinci aset militer yang akan ditempatkan Australia.
Pesawat pengintai P-3 Orion, kapal selam kelas Collins, dan kapal perang sangat mungkin dikirim Australia untuk mengamati latihan perang itu seperti dikutip dari Sputnik , Jumat (5/8/2016).
Seorang ahli keamanan Dr Adam Lockyer kepada News.com.au mengatakan bahwa bentuk operasi pengawasan Australia dapat berupa apa pun. Namun mereka tidak akan bersikap provokatif. "AS dan negara-negara lain sudah memata-matai.
Semua yang kami lakukan adalah menyatakan diri bergabung dengan negara-negara lain untuk melawan China. Kami mungkin tidak akan membuat sebuah langkah agresig seperti mencoba untuk terbang diatas pulau buatan mereka," katanya.
Australia tidak memiliki klaim teritorial di Laut Cina Selatan, namun tetap menyerukan China untuk menerima putusan pengadilan Arbitrase.
Dalam editorialnya, media China Global Times lantas memperingatkan Australia atas setiap upaya untuk menekan China agar mendapatkan tawar menawar untuk kepentingan ekonomi.
"Kekuatan Australia berarti apa-apa dibandingkan dengan keamanan China. Jika Australia langkah ke perairan Laut Cina Selatan, itu akan menjadi target ideal bagi Cina untuk memperingatkan dan pemogokan."
Belum ada tanggapan untuk "Australia Disebut Bakal Pantau Latihan Perang China-Rusia di LCS"
Posting Komentar