B elum lama
ini, Rusia menyatakan akan mendapatkan 52 jet tempur siluman
generasi kelima T-50 pada akhir dekade ini. Namun sekarang ini
pesawat tersebut dalam masalah serius dan Rusia mengurangi
hampir separuh dari pesanan semula.
Pada 24 Maret 2015 Yuri Borisov, Wakil Menteri Pertahanan
Rusia untuk persenjataan, mengatakan kepada surat kabar
Kommersant bahwa militer secara drastis mengurangi jumlah
kantor T-50. Alih-alih mendapatkan 52 pesawat, kemungkinan
hanya akan jadi 12 saja.
Kremlin sejauh ini telah menghasilkan lima prototipe T-50. Satu
rusak berat dalam kebakaran. Sementara itu, India yang jadi
partner-pengembangan pesawat dengan Rusia, dan pendanaan
New Delhi membantu menjaga proyek tetap berjalan. Tapi
sekarang para pejabat Angkatan Udara India juga telah berhenti
berbicara dengan rekan-rekan mereka di Moskow.
Kini semua menempatkan sorotan pada Rusia terkait masalah
pembangunan jet tempur ini. Sementara negara lain seperti
Amerika dan China sudah berlari di depan mereka. Cukup
mudah untuk membuat prototipe pesawat, tetapi
mengembangkan pesawat yang benar-benar mampu bukan hal
yang sederhana. Apalagi dalam badai resesi ekonomi.
“Mengingat kondisi ekonomi sekarang ini, rencana asli mungkin
harus disesuaikan,” kata Borisov. “Lebih baik memiliki PAK FA
disimpan sebagai cadangan, dan kemudian bergerak maju,
sementara memaksimalkan jet tempur generasi 4 +.”
Dia merujuk pesawat modern – tetapi bukan siluman, pesawat
tempur multi-peran Su-30 dan Su-35. Borisov mengatakan
pesawat ini akan mengisi kekosongan yang tidak jadi diisi oleh
T-50. Secara teori, T-50 akan menjadi pesaing F-22 dan F-35
buatan Amerika. Secara tampilan T-50 sepertinya menjadi jet
yang mematikan. Pesawat besar, cepat dan memiliki jangkauan
yang panjang selain khas Sukhoi yang selalu memiliki
kemampuan super manuver.
Dengan mesin twin dan sayap selebar 50 kaki pesawat ini akan
lebih bertenaga tetapi juga stabil. T-50 memiliki senjata internal
yang besar dan tersembunyi didalam pesawat, fitur yang
penting untuk menghindari radar.
Gejolak ekonomi Rusia telah bertanggung jawab untuk
memotong produksi. Total biaya pembangunan pesawat itu
jelas yakni akan naik dari $ 10 miliar menjadi $ 30 miliar. India
telah menghabiskan sekitar $ 5 miliar.
“Mesin AL-41F1 yang digunakan FGFA kurang bertenaga, Rusia
enggan untuk berbagi informasi desain dan pesawat tempur
akhirnya akan terlalu mahal,” kata surat kabar itu melaporkan,
berdasarkan briefing dari para pejabat Angkatan Udara India
pada bulan Desember 2013.
Sebulan kemudian, kabar buruk bocor ke pers. India ingin
bagian yang lebih besar dari proyek. Tapi mesin masih buruk,
biaya terlalu mahal, radar pesawat tidak memadai dan fitur
siluman juga buruk.
Kemudian pada bulan Juni, T-50 mendarat di Pangkalan
Zhukovsky untuk pengujian dan mesinnya terbakar. Para
pejabat Rusia mengatakan kerusakan itu kecil – tapi foto-foto
digambarkan kerusakan tidak sesederhana yang dikatakan.
“Kontroversi semakin terasa ketika India mengeluh tidak
mendapatkan informasi banyak tentang kecelakaan tersebut.
Angkatan udara Rusia sebagian besar masih diperkuat pesawat
era Soviet dan itu semakin tua setiap hari. Rusia tidak bisa
menggantikan pesawat tua ini dengan cepat. Tapi Rusia dapat
melakukan perbaikan evolusioner untuk desain yang ada, seperti
Su-30 dan Su-35.
Belum ada tanggapan untuk "Pesawat Siluman Rusia dalam Masalah Serius"
Posting Komentar