Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) meningkatkan pengamanan dan pertahanan pasca munculnya travel warning dari pemerintah Australia. TNI berupaya tidak kecolongan dengan mendeteksi semua potensi terjadinya tindakan teror.
"Jangan sekali-sekali memberi kompromi terhadap setiap gelagat dan indikasi yang mengundang kerawanan. Waspadai secara cermat, terutama terhadap indikasi aksi terorisme," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, usai saat memimpin gelar pasukan operasi pengamanan KTT OKI di lapangan Monas, Jakarta, Selasa (1/3).
Sebagaimana diketahui, Australia telah mengeluarkan peringatan kepada warganya yang hendak datang atau masih berada di Indonesia terhadap aksi terorisme. Tidak disebutkan kapan dan dimana aksi itu dilakukan.
Gatot menjelaskan, peringatan itu menjadi salah satu masukan atau tanda bagi bangsa ini, khusunya TNI. Namun peringatan itu tidak perlu dikuatirkan berlebihan yang menimbulkan kepanikan warga.
"Kalau negara lain keluarkan peringatan perjalanan, kami akan lebih waspada lagi," tegasnya.
Terkait pengamanan menjelang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Ke-5 pada 6-7 Maret mendatang, Gatot menjelaskan pasukan TNI telah siaga penuh menyambut event tersebut. Event itu sangat penting karena Indonesia sebagai negara yang mayoritas Muslim yang harus dijaga kehormatannya.
"Tugas pengamanan KTT OKI adalah tugas kehormatan sekaligus kepercayaan. Ini mengandung misi diplomatik karena manifestasi kontribusi Indonesia yang akan dihadiri kurang lebih 57 negara Islam," jelasnya.
Untuk pengamanan KTT, pasukan TNI yang disiagakan sebanyak 10.150 personil. Para personil itu berasal dari Koopspam, Kosatgaspam, Satgaspamwil, Kodam Jaya, Kostrad, Kormar, Paskhas, Satgas Hanud, Satgas Passus TNI, Satgas Kodam II/Srw, Satgas Kodam III/Slw, standby force, dan Kostrad.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Terkait Travel Warning Australia , TNI Tingkatkan Pengamanan"
Posting Komentar